Author: master

  • Tutorial Penggunaan SiApik untuk UMKM

    Tutorial Penggunaan SiApik untuk UMKM

    Tutorial Lengkap Menggunakan Aplikasi SIAPIK (Sistem Informasi Pencatatan Akuntansi Keuangan) untuk UMKM

     

    SIAPIK adalah aplikasi gratis dari Bank Indonesia yang berfungsi sebagai asisten keuangan pribadi untuk UMKM. Aplikasi ini tidak hanya mencatat transaksi, tetapi juga secara otomatis menyusun laporan keuangan yang profesional, membantu kamu mengambil keputusan bisnis yang lebih cerdas.

     

    Tahap 1: Pengaturan Awal dan Profil Bisnis

     

    Ini adalah fondasi dari semua pencatatanmu. Pastikan semua data diisi dengan benar.

    1. Unduh dan Daftar: Unduh aplikasi SIAPIK dari Google Play Store atau App Store. Setelah terinstal, buka aplikasi dan klik “Daftar”. Masukkan data diri yang diminta, lalu ikuti langkah verifikasi yang dikirim ke emailmu.
    2. Buat Profil Usaha: Setelah masuk, buat profil bisnismu. Isi dengan detail:
      • Nama Usaha: Nama bisnismu (contoh: “Toko Kue Ibu Susi”).
      • Bidang Usaha: Pilih kategori yang sesuai (misalnya, Perdagangan untuk jual-beli, Produksi untuk manufaktur, atau Jasa untuk layanan).
      • Tanggal Mulai Pembukuan: Tanggal di mana kamu akan mulai mencatat transaksi. Pilih tanggal yang mudah diingat, seperti awal bulan.

     

    Tahap 2: Memasukkan Saldo Awal (Data Keuangan Pertama)

     

    Langkah ini penting untuk memastikan laporanmu akurat sejak hari pertama. Kamu hanya perlu melakukannya sekali di awal.

    1. Masuk ke Menu “Data Awal”: Di halaman utama, cari dan klik menu “Data Awal” atau yang sejenis.
    2. Catat Saldo Kas & Bank: Masukkan jumlah uang tunai yang ada di kas bisnismu per hari ini. Lalu, tambahkan saldo dari rekening bank yang digunakan khusus untuk usaha.
    3. Input Utang dan Piutang:
      • Piutang: Masukkan total uang yang belum dibayar oleh pelangganmu. Contoh: Ada pelanggan yang berutang Rp 500.000, catat di sini.
      • Utang: Masukkan total utang yang harus kamu bayar ke pemasok atau pihak lain. Contoh: Kamu berutang Rp 1.500.000 ke pemasok bahan baku, catat di sini.
    4. Data Inventaris dan Aset: Masukkan nilai total dari inventaris (stok barang) yang kamu miliki dan aset tetap seperti mesin, kendaraan, atau peralatan yang digunakan untuk bisnis.

     

    Tahap 3: Mencatat Transaksi Harian dengan Disiplin

     

    Setelah data awal terisi, sekarang saatnya mencatat transaksi harianmu. Kunci dari akurasi laporan adalah konsistensi.

    1. Pilih Menu “Transaksi”: Di sini kamu akan menemukan beberapa opsi untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran.
    2. Mencatat Penerimaan (Uang Masuk):
      • Penjualan Tunai: Gunakan ini untuk mencatat penjualan yang dibayar langsung secara tunai. Masukkan tanggal, deskripsi, dan jumlah.
      • Penjualan Kredit (Piutang): Gunakan ini jika pelanggan berutang. Masukkan tanggal, nama pelanggan, dan jumlah. SIAPIK akan melacak utang ini secara otomatis.
      • Penerimaan Modal: Catat jika kamu menambah modal dari kantong pribadi ke bisnis.
      • Penerimaan Lain-lain: Untuk pemasukan di luar penjualan utama, seperti pendapatan bunga atau sewa.
    3. Mencatat Pengeluaran (Uang Keluar):
      • Pembelian Barang/Bahan Baku: Catat setiap kali kamu membeli stok atau bahan baku.
      • Pengeluaran Operasional: Ini adalah biaya rutin bisnismu. Catat pengeluaran seperti biaya listrik, sewa, gaji karyawan, biaya transportasi, dan biaya pemasaran.
      • Pembayaran Utang: Catat saat kamu membayar utang ke pemasok. SIAPIK akan mengurangi jumlah utangmu secara otomatis.
      • Pengeluaran Lain-lain: Untuk biaya yang tidak termasuk dalam kategori di atas, seperti biaya perizinan.

    Tips Penting: Biasakan mencatat transaksi setiap selesai berbisnis di hari itu. Jangan tunda hingga esok hari, karena kamu bisa lupa dan datanya menjadi tidak akurat.


     

    Tahap 4: Mengakses dan Memahami Laporan Keuangan

     

    Ini adalah bagian terbaik dari SIAPIK. Kamu bisa melihat hasil dari semua pencatatanmu dalam bentuk laporan yang mudah dipahami.

    1. Pilih Menu “Laporan”: Di sini kamu akan menemukan laporan yang sudah tersusun rapi.
    2. Laporan Laba Rugi: Laporan ini menunjukkan kinerja bisnismu selama periode tertentu.
      • Pendapatan: Total penjualanmu.
      • Beban: Total biaya yang kamu keluarkan.
      • Laba Bersih: Pendapatan dikurangi beban. Jika angkanya positif, bisnismu untung. Jika negatif, kamu rugi.
      • Manfaat: Lihat apakah laba bisnismu naik atau turun dari bulan ke bulan.
    3. Laporan Neraca: Laporan ini adalah “foto” dari kondisi keuangan bisnismu pada satu tanggal tertentu.
      • Aset: Menunjukkan semua yang kamu miliki (kas, stok barang, mesin).
      • Liabilitas: Menunjukkan semua utang yang kamu miliki.
      • Ekuitas: Modal dan keuntungan yang menjadi milikmu.
      • Manfaat: Menunjukkan seberapa sehat posisi keuangan bisnismu.
    4. Laporan Arus Kas: Laporan ini sangat penting. Ia menunjukkan pergerakan uang tunai masuk dan keluar.
      • Manfaat: Memastikan kamu selalu punya uang tunai yang cukup untuk membayar biaya operasional, sehingga bisnismu tidak “kehabisan napas”.
    5. Laporan Lainnya: SIAPIK juga menyediakan laporan Analisa Tren dalam bentuk grafik yang memvisualisasikan data penjualan atau laba dari waktu ke waktu.

    DOWNLOAD TUTORIAL

  • Memahami Laporan Keuangan Dasar (Laba Rugi dan Neraca)

    Memahami Laporan Keuangan Dasar (Laba Rugi dan Neraca)

    Lebih dari Sekadar Angka: Mengenali Kesehatan Bisnis dari Laporan Keuangan

    Banyak pelaku UMKM merasa laporan keuangan adalah sesuatu yang hanya perlu diurus oleh akuntan. Padahal, laporan ini adalah “rekam medis” bisnismu. Dengan memahami cara membacanya, kamu bisa mendiagnosis masalah, menemukan peluang, dan mengambil keputusan strategis yang tepat. Dua laporan yang paling krusial untuk dipahami adalah Laporan Laba Rugi dan Neraca.

    Laporan Laba Rugi: Mengukur Keuntunganmu yang Sebenarnya

    Laporan Laba Rugi (disebut juga laporan pendapatan atau income statement) adalah laporan yang menunjukkan pendapatan, pengeluaran, dan laba bersih bisnismu dalam periode waktu tertentu (misalnya, satu bulan atau satu kuartal). Laporan ini menjawab pertanyaan paling penting: “Apakah bisnismu untung atau rugi?”

    Komponen Utama Laporan Laba Rugi:

    1. Pendapatan: Total uang yang kamu dapatkan dari penjualan produk atau jasa. Ini adalah angka paling atas yang menjadi titik awal perhitungan.
    2. Harga Pokok Penjualan (HPP): Biaya langsung yang dikeluarkan untuk memproduksi produk atau menyediakan jasa. Misalnya, biaya bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan biaya produksi lainnya.
    3. Laba Kotor: Pendapatan dikurangi HPP. Angka ini menunjukkan laba yang kamu peroleh sebelum dikurangi biaya operasional lainnya.
    4. Beban Operasional: Semua biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan bisnis sehari-hari, tetapi tidak terkait langsung dengan produksi. Contohnya adalah biaya sewa, gaji karyawan, listrik, air, dan biaya pemasaran.
    5. Laba Bersih: Laba kotor dikurangi total beban operasional. Ini adalah angka ‘laba’ yang sesungguhnya. Jika angkanya positif, bisnismu untung. Jika negatif, bisnismu rugi.

    Cara Membaca dan Memanfaatkannya: Dengan Laporan Laba Rugi, kamu bisa menganalisis tren penjualan, melihat apakah biaya operasional terlalu tinggi, dan mengukur efektivitas strategi penetapan harga. Misalnya, jika laba kotor stabil tapi laba bersih menurun, ini bisa jadi pertanda biaya operasionalmu membengkak.


    Neraca: Potret Keuangan Bisnis pada Satu Titik Waktu

    Jika Laporan Laba Rugi seperti video yang menunjukkan pergerakan bisnismu dari waktu ke waktu, Neraca (balance sheet) adalah foto yang menunjukkan posisi keuangan bisnismu pada tanggal tertentu. Neraca menunjukkan apa yang bisnismu miliki (aset), apa yang bisnismu utang (liabilitas), dan nilai bersih bisnismu (ekuitas).

    Persamaan Dasar Neraca:

    Komponen Utama Neraca:

    1. Aset: Sumber daya yang dimiliki bisnismu yang memiliki nilai ekonomis.
      • Aset Lancar: Aset yang bisa diubah menjadi uang tunai dalam waktu kurang dari setahun. Contoh: kas, piutang (uang yang belum dibayar pelanggan), dan persediaan barang.
      • Aset Tetap: Aset jangka panjang yang digunakan untuk operasional. Contoh: bangunan, mesin, dan kendaraan.
    2. Liabilitas: Kewajiban atau utang yang harus dibayar bisnismu.
      • Liabilitas Jangka Pendek: Utang yang jatuh tempo kurang dari setahun. Contoh: utang ke pemasok dan utang gaji.
      • Liabilitas Jangka Panjang: Utang yang jatuh tempo lebih dari setahun. Contoh: pinjaman bank.
    3. Ekuitas (Modal): Nilai bersih bisnismu setelah semua liabilitas dibayar. Ini adalah sisa dana yang menjadi milik pemilik.

    Cara Membaca dan Memanfaatkannya: Neraca membantumu menilai kesehatan keuangan bisnismu secara keseluruhan. Kamu bisa melihat apakah bisnismu memiliki cukup aset lancar untuk membayar liabilitas jangka pendek (likuiditas), seberapa besar utang yang kamu miliki, dan apakah nilai asetmu bertumbuh dari waktu ke waktu.

    Sinergi Kedua Laporan: Laporan Laba Rugi dan Neraca saling melengkapi. Laba bersih dari Laporan Laba Rugi akan ditambahkan ke bagian ekuitas di Neraca, menunjukkan pertumbuhan modal pemilik. Memahami kedua laporan ini adalah kunci untuk memantau kinerja dan memastikan bisnismu berada di jalur yang benar.

  • Menyusun Anggaran Bisnis yang Efektif

    Menyusun Anggaran Bisnis yang Efektif

    Jalan Menuju Keuangan Stabil: Mengendalikan Pengeluaran dan Mengamankan Laba

    Banyak pemilik UMKM yang berfokus pada peningkatan penjualan, namun sering lupa bahwa mengendalikan pengeluaran sama pentingnya. Di sinilah peran anggaran bisnis menjadi vital. Anggaran bukan sekadar daftar angka, melainkan peta jalan yang membimbing bisnismu untuk mencapai tujuan keuangan. Dengan anggaran yang efektif, kamu bisa memastikan setiap rupiah digunakan secara bijak dan tidak terbuang sia-sia.

    Apa Itu Anggaran Bisnis dan Mengapa Ini Penting?

    Anggaran bisnis adalah rencana keuangan yang memproyeksikan pendapatan dan pengeluaran selama periode tertentu, seperti bulanan atau tahunan. Menyusun anggaran membantu kamu memprediksi kebutuhan kas di masa depan dan mengidentifikasi potensi masalah sebelum terjadi.

    Manfaat utama dari memiliki anggaran:

    1. Pengendalian Pengeluaran: Anggaran berfungsi sebagai rem. Ia membantumu membedakan antara pengeluaran yang penting untuk operasional dan pengeluaran yang bisa ditunda atau dihindari. Ini mencegah pemborosan dan memastikan dana dialokasikan untuk prioritas utama.
    2. Dasar untuk Pengambilan Keputusan: Anggaran menyediakan data konkret. Misalnya, jika kamu ingin berinvestasi di mesin baru, anggaran bisa memberitahu apakah bisnismu memiliki kapasitas keuangan untuk melakukannya. Ini menghindari keputusan yang didasarkan pada asumsi semata.
    3. Memantau Kinerja Keuangan: Dengan membandingkan pengeluaran aktual dengan angka yang dianggarkan, kamu bisa melihat seberapa baik bisnismu dalam mengelola dana. Jika ada penyimpangan signifikan, kamu bisa segera mencari tahu penyebabnya dan mengambil tindakan korektif.
    4. Target yang Jelas: Anggaran membantu menetapkan target pendapatan dan pengeluaran yang realistis. Ini memberikan motivasi dan arah yang jelas bagi seluruh tim untuk bekerja sama mencapai tujuan.
    5. Akses ke Pembiayaan: Sama seperti pencatatan keuangan yang rapi, anggaran yang terencana dengan baik juga menunjukkan keseriusan dan profesionalisme bisnismu kepada calon investor atau pemberi pinjaman.

    Langkah-langkah Praktis Menyusun Anggaran untuk UMKM

    Jangan biarkan kata “anggaran” terdengar menakutkan. Prosesnya bisa sangat sederhana:

    Langkah 1: Kumpulkan Data Historis Lihat kembali catatan keuanganmu dari beberapa bulan terakhir. Hitung rata-rata pendapatan dan pengeluaran bulanan. Identifikasi semua sumber pendapatan (penjualan, pendapatan lain-lain) dan semua kategori pengeluaran (biaya bahan baku, gaji, sewa, listrik, biaya pemasaran, dll.).

    Langkah 2: Proyeksikan Pendapatan (Estimasi Pemasukan) Berdasarkan data historis dan rencana bisnismu di masa depan (misalnya, akan ada promosi besar atau peluncuran produk baru), buatlah perkiraan pendapatan untuk bulan atau tahun berikutnya. Usahakan proyeksi ini realistis, lebih baik konservatif daripada terlalu optimis.

    Langkah 3: Identifikasi dan Proyeksikan Pengeluaran Bagilah pengeluaranmu menjadi dua kategori:

    • Biaya Tetap: Pengeluaran yang jumlahnya relatif sama setiap bulan, seperti sewa, gaji, dan biaya langganan.
    • Biaya Variabel: Pengeluaran yang jumlahnya bisa berubah-ubah tergantung volume produksi atau penjualan, seperti biaya bahan baku, biaya pengiriman, dan biaya pemasaran. Proyeksikan setiap kategori pengeluaran ini untuk periode yang sama dengan proyeksi pendapatan.

    Langkah 4: Hitung Laba Bersih yang Dianggarkan Kurangi total perkiraan pengeluaran dari total perkiraan pendapatan. Hasilnya adalah laba bersih yang kamu targetkan. Jika hasilnya negatif, kamu perlu meninjau kembali pengeluaranmu dan mencari cara untuk menghemat atau meningkatkan pendapatan.

    Langkah 5: Pantau dan Sesuaikan Secara Berkala Anggaran bukan dokumen sekali jadi. Setiap akhir bulan, bandingkan angka aktual dengan angka yang dianggarkan. Jika ada perbedaan, catat alasannya. Anggaran harus bersifat fleksibel dan bisa disesuaikan jika ada perubahan signifikan dalam bisnis atau kondisi pasar.

    Memulai dengan anggaran sederhana adalah langkah awal yang powerful. Anggaplah ini sebagai peta yang membantumu melihat gambaran besar dan membuat setiap keputusan finansial menjadi lebih terarah. Dengan disiplin dalam menyusun dan mengikuti anggaran, kamu tidak hanya mengamankan bisnis saat ini, tapi juga membangun jalan yang lebih mulus untuk masa depan.

  • Pencatatan Keuangan Sederhana untuk UMKM

    Pencatatan Keuangan Sederhana untuk UMKM

    Dari Sekadar Catatan ke Alat Pengambil Keputusan Bisnis

    Banyak pelaku UMKM yang menganggap pencatatan keuangan sebagai pekerjaan yang membosankan dan rumit. Padahal, pencatatan yang rapi bukan sekadar tugas administratif, melainkan fondasi utama untuk mengukur kesehatan bisnis dan membuat keputusan strategis yang tepat. Tanpa pencatatan yang akurat, pemilik usaha ibarat mengemudi di malam hari tanpa lampuβ€”sulit melihat arah dan potensi bahaya di depan.

    Mengapa Pencatatan Keuangan Itu Sangat Krusial?

    1. Mengukur Kinerja Bisnis Sebenarnya: Pencatatan yang baik memungkinkanmu mengetahui kondisi laba rugi yang sesungguhnya. Kamu bisa melihat apakah bisnismu benar-benar menghasilkan keuntungan atau justru merugi. Ini membantu membedakan antara ‘uang di tangan’ dan ‘laba bisnis.’
    2. Mengidentifikasi Kebocoran Keuangan: Dengan mencatat setiap pengeluaran, kamu bisa melihat ke mana saja uang bisnismu mengalir. Apakah terlalu banyak biaya untuk operasional? Apakah ada pengeluaran tidak penting yang bisa dihemat? Pencatatan membantu menemukan “kebocoran” ini sehingga kamu bisa mengambil langkah perbaikan.
    3. Membuat Perencanaan yang Lebih Baik: Data dari pencatatan harian bisa diubah menjadi laporan bulanan atau tahunan. Laporan ini menjadi landasan untuk menyusun anggaran, merencanakan ekspansi, atau bahkan menyiapkan dana darurat untuk masa depan.
    4. Mempermudah Urusan dengan Pihak Lain: Saat membutuhkan pinjaman dari bank, investor, atau bahkan saat berurusan dengan otoritas pajak, laporan keuangan yang rapi adalah “kartu identitas” yang menunjukkan profesionalisme dan kredibilitas usahamu.
    5. Sumber Data untuk Inovasi: Laporan dari pencatatan bisa mengungkapkan pola yang berharga. Misalnya, kamu bisa melihat produk mana yang paling laku, bulan apa penjualan meningkat, atau strategi promosi mana yang paling efektif. Informasi ini menjadi amunisi untuk mengembangkan produk atau strategi pemasaran baru.

    Metode Praktis Pencatatan untuk UMKM

    Jangan bayangkan pencatatan harus serumit perusahaan besar. Kamu bisa memulainya dengan cara yang sangat sederhana.

    • Pencatatan Manual Sederhana (Buku Kas): Untuk pemula, mulailah dengan buku catatan fisik. Buat dua kolom: Pemasukan dan Pengeluaran. Setiap kali ada transaksi, catat tanggal, deskripsi singkat (misalnya, “Penjualan 5 pcs roti” atau “Beli bahan baku”), dan jumlah uangnya. Di akhir hari atau minggu, hitung totalnya. Cara ini sangat efektif untuk melatih kedisiplinan.
    • Menggunakan Spreadsheet Digital (Excel/Google Sheets): Jika kamu lebih nyaman dengan komputer, gunakan spreadsheet. Buat tabel sederhana dengan kolom Tanggal, Deskripsi, Pemasukan, dan Pengeluaran. Kelebihannya, kamu bisa menggunakan rumus sederhana untuk menghitung total secara otomatis dan lebih mudah menyimpan data.
    • Menggunakan Aplikasi Pencatatan Keuangan UMKM: Saat ini, banyak aplikasi keuangan gratis yang dirancang khusus untuk UMKM, seperti BukuKas, Jurnal by Mekari, atau Zahir. Aplikasi ini biasanya memiliki fitur yang lebih lengkap, seperti kategorisasi pengeluaran, pembuatan laporan otomatis (laba rugi), dan bahkan pencatatan utang-piutang. Teknologi ini sangat direkomendasikan karena menghemat waktu dan meminimalisir kesalahan.

    Tips Tambahan untuk Pencatatan Efektif

    • Lakukan Secara Rutin: Jangan tunda pencatatan. Luangkan waktu 15-20 menit setiap hari untuk mencatat semua transaksi. Tumpukan transaksi yang belum dicatat akan membuatmu malas dan akhirnya data menjadi tidak akurat.
    • Simpan Bukti Transaksi: Jaga semua nota, kuitansi, dan faktur. Simpan dalam satu map khusus atau foto dan simpan di folder digital. Bukti ini sangat penting untuk verifikasi data.
    • Klasifikasikan Pengeluaran: Jangan hanya mencatat “pengeluaran.” Kategorikan secara spesifik, misalnya: biaya bahan baku, biaya pemasaran, biaya operasional, dan gaji. Klasifikasi ini akan memberikan gambaran yang lebih detail tentang alokasi dananya.

    Mengubah kebiasaan dari ‘sekadar jualan’ menjadi ‘jualan dengan catatan yang rapi’ adalah langkah besar pertama menuju profesionalisme. Dengan pencatatan yang baik, kamu tidak hanya mengelola uang, tapi juga membangun fondasi bisnis yang kuat dan berkelanjutan

  • Pentingnya Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

    Pentingnya Memisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

    Fondasi Keuangan UMKM: Mengapa Harus Ada Batasan Jelas?

    Banyak pelaku UMKM, terutama yang baru memulai, sering kali mencampuradukkan keuangan pribadi dan bisnis. Uang hasil jualan langsung masuk ke rekening pribadi, dan kebutuhan sehari-hari juga diambil dari sana. Meskipun terlihat praktis, kebiasaan ini adalah salah satu akar masalah terbesar yang bisa menghambat pertumbuhan usaha.

    Mengapa Memisahkan Keuangan Sangat Penting?

    1. Mengetahui Kondisi Bisnis Sebenarnya: Saat uang pribadi dan bisnis tercampur, sulit sekali untuk mengetahui apakah bisnismu benar-benar untung atau rugi. Keuntungan bisnis bisa saja ‘habis’ untuk keperluan pribadi tanpa disadari. Dengan memisahkan rekening, kamu bisa melihat dengan jelas berapa pendapatan, pengeluaran, dan laba bersih dari usahamu.
    2. Memudahkan Evaluasi dan Pengambilan Keputusan: Laporan keuangan yang rapi memungkinkanmu menganalisis kinerja bisnis. Kamu bisa melihat tren penjualan, mengidentifikasi biaya yang terlalu besar, atau merencanakan strategi promosi. Keputusan bisnis jadi lebih terukur, bukan sekadar perkiraan.
    3. Akses ke Pembiayaan Lebih Mudah: Saat mengajukan pinjaman ke bank atau lembaga keuangan lain, mereka akan meminta laporan keuangan bisnismu. Laporan yang jelas dan terpisah menunjukkan profesionalisme dan kredibilitas usahamu, membuat proses pengajuan pinjaman jauh lebih mudah.
    4. Menghindari Masalah Pajak di Masa Depan: Memisahkan keuangan sejak awal juga mempermudah urusan perpajakan. Kamu bisa menghitung pajak yang harus dibayar berdasarkan laba bersih bisnis, bukan total pendapatan pribadi.
    5. Manajemen Stres yang Lebih Baik: Dengan adanya batasan yang jelas, kamu tidak akan merasa khawatir uang kas bisnis terpakai untuk urusan pribadi. Ini membantu mengurangi stres dan memberikan ketenangan dalam mengelola usaha.

    Bagaimana Memulainya?

    Tidak perlu menunggu modal besar untuk memulai. Langkah-langkahnya sangat sederhana:

    • Buka Rekening Bank Khusus Bisnis: Ini adalah langkah paling penting. Gunakan rekening ini hanya untuk semua transaksi yang berkaitan dengan bisnismu, seperti menerima pembayaran dari pelanggan dan membayar pemasok.
    • Tetapkan Gaji untuk Diri Sendiri: Perlakukan dirimu sebagai karyawan. Ambil gaji bulanan dari rekening bisnis ke rekening pribadi. Ini membantu mengendalikan pengeluaran pribadi dan memastikan kas bisnis tetap utuh.
    • Gunakan Aplikasi Pencatatan: Manfaatkan teknologi untuk mencatat setiap transaksi. Aplikasi pencatatan keuangan bisa membantu memisahkan dan melacak setiap pengeluaran, baik pribadi maupun bisnis.

    Memisahkan keuangan pribadi dan bisnis bukan sekadar aturan, melainkan fondasi kokoh yang akan membawa UMKM-mu naik ke level yang lebih profesional. Mulailah dari sekarang dan rasakan sendiri manfaatnya.

Eva - Etam Virtual Assistance
E

Eva

Etam Virtual Assistance